Martin Karakabu, Bapak Guru yang Mengingatkan Saya untuk Kembali

Beberapa hari yang lalu, saya mengecek komentar-komentar dari teman-teman blog di blog ini. Kemudian saya menemukan komentar dari Kaka Martin Karakabu. Isinya tentu mengomentari tulisan dan menanyakan kabar.

Kaka Martin Karakabu ini seorang guru Bahasa Indonesia di sebuah sekolah swasta di Jakarta. Beliau berasal dari NTT tepatnya dari Dusun Detunglikong, Kabupaten Sikka, Maumere Flores. Yup, beliau orang Timur.


Yang saya pikirkan ketika mendengar orang Timur adalah karakter yang tegas, keras, dan solid. Tapi apakah beliau demikian?

Bisa jadi.

Tapi di mata saya, beliau seorang yang ramah, tak segan menyimak tulisan yang saya jabarkan walau mungkin membosankan, memberikan tanggapan yang sungguh-sungguh yang tak sekedar menulis "Wah informatif sekali!" tanpa tahu apa isi tulisannya, dan tentu peduli seperti seorang Kakak. Bukankah itu cocok dengan profesinya sebagai seorang guru?

Singkat cerita saya pergi ke halaman maya beliau untuk tahu kabar dan tulisan terbarunya. Saya juga terhenti kembali di tulisan mengenai saya dengan judul "Intelektual Muda yang Menulis dengan Hati".

Sesaat saya seperti ditepuk dari lamunan panjang. Seolah ada angin keras berhembus tepat di muka saya dan membuat saya mengingat. Mengingat suatu hal.

Iya, saya merasa sudah lama tak menulis dari hati.

Seperti tulisan ini, saya sudah lama tak mengungkapkan hal-hal seperti ini. Menceritakan sesuatu yang ada di pikiran saya dan menuangkan ke dalam tulisan yang di dalamnya saya selipkan pelajaran-pelajaran yang saya ambil darinya. 

Mungkin bagi masyarakat umum itu terasa tak berguna, membaca curahan hati orang yang sedang sedih, bahagia, dan lainnya yang tak memberikan dampak bagi kehidupan orang. Padahal kita juga tak pernah tahu jika ada orang yang diam-diam membaca dan merenungi renungan yang saya tuliskan. Bisa jadi, bukan?

Bahkan manfaatnya bisa dua jalur. Untuk diri saya sendiri dan orang lain yang kebetulan nyasar membaca. Saya bisa menemukan kepuasan dari menulis, kelegaan mengungkapkan pikiran/perasaan, menemukan kembali diri saya, dan mengolah kreativitas. Dan orang yang membaca bisa terhubung, mengambil makna, dan tentu 'berkenalan' lebih jauh dengan penulisnya.

Tulisan-tulisan saya yang terakhir apa bukan dari hati? Saya juga tidak tahu. Yang jelas, ketika saya menuliskan sesuatu, saya memikirkannya dengan matang sehingga tulisan itu tidak saya lepas asal-asalan.

Tulisan-tulisan terakhir saya lebih banyak untuk review produk dan listicle. Saya juga punya alasan sebenarnya, yaitu karena banyaknya orang-orang yang mencari review dari sebuah produk dan pengalaman si pemakai. Karena saya rasa saya bisa membantu memberikan gambaran, saya menuliskannya dengan sungguh-sungguh.

Tanpa diduga, tulisan populer di blog ini malah tulisan produk skin care, yang satu tulisan bisa tembus dibaca hingga lebih dari lima puluh ribu kali. Saya senang bisa bermanfaat walau untuk hal kecil.

Kemudian, saya agak terlena dengan trafik yang sekian banyak. Karena hal itu juga mendatangkan rezeki untuk saya. Beberapa produk memberikan saya job review. Sungguh senang hati ini.

Saya pikir-pikir kembali, itu tidak sepenuhnya terlena. Bukan pula hal yang salah. Kita hanya perlu mengembangkan diri dan kreativitas, tanpa perlu menghilangkan karakter kita sebelumnya. Semacam akulturasi budaya, mengenal hal baru tanpa meninggalkan hal lama. Kita dinamis, hidup terus berubah.

Yang tidak pernah berubah justru perubahan itu sendiri, bukan?

Yah, begitulah sekelumit cerita yang membuat pikiran ini tergelitik. Setiap menusia itu berproses, bukan? Termasuk berproses dalam berpikir.

Kaka Guru Martin, Bapak Guru Martin, terima kasih sudah peduli. Sebagaimana seorang kakak yang mengingatkan adiknya untuk selalu bersemangat, dan pantang menyerah. Dari sini saya bisa pastikan bahwa beliau adalah orang yang penyayang terhadap keluarganya.

Sebagai penutup, jauh dalam hati saya, saya berharap bisa menebar kebahagiaan dan inspirasi sekecil apapun itu bentuknya.

Related Posts

Post a Comment

10 Comments

  1. Diks yang pasti saya sangat amat senang dan apresiasi ini.

    Jujur sa kaget e lihat sapu muka ada di sini, apalagi quotes yang yang apa adanya, tak berfaedah namun diapresiasi dengan sangat terhormat sekali.

    Saya hanya bisa bilang Danke banyak adik. Suatu kebanggaan dan penghargaan yang luar biasa dari intelektual muda macam ade.

    Tak apa mengulas sesuatu untuk menjadi bahan pertimbangan khalayak. Itu sah dan wajar, apalagi ada semacam apresiasi berupa rupiah.

    Siapa sih yang tidak mau uang?, tidak munafik saya juga mau.

    Hanya orang yang dalam keadaan kurang normal saja yang tidak mau uang.

    ------------------------------------------------------------------------------------------------

    Di tengah gencarnya berbagai produk yang ditawarkan; dengan retorika penjualnya yang menggebu - gebu. Nyaris tak ada ruang untuk konsumen berpikir jernih.

    "Ini bagus apa nda ya"

    "Ah benar nda si yang diomongin penjual ini"

    Beragam tanya yang belum terjawab akan dicerahkan dengan ulasan - ulasan yang ade maksudkan (Kata nak blogger tulisan reviuew). Jadi itu hal yang baik. Wajar dan sah. Namun penting juga untuk melihat judul macam ini...
    --Nasihat cinta dari si ganteng Arjuna
    --Menghindar atau menghadapi
    --Negative Thinking? Why Not
    --Orang Kaya Itu yang Bagaimana?
    --Gadis Kecil dan Belimbing di Iduladha

    dan masih banyak lagi tulisan - tulisan inspirasi yang ada di blog ini. Misalnya tulisan ade yang berjudul Gadis Kecil dan Belimbing di Iduladha.

    Tulisan ini, jujur buat saya terharu, mengajak saya dan istri tercinta untuk menepi dan mengadu pada sang pencipta, sudah pantaskah saya bagi sesama?

    Kharil Gibran bicara cinta tidak dengan bunga tetapi lewat aksara. Taj mahl di India tidak berdiri karena logika tetapi ekspresi diri yang mendayo, kata orang cinta.

    Jadi kalau boleh meminta ade bagus selingi dengan 'catatan hati' karena itu sangat berarti bagi hati yang gamang kayak saya hehhee...

    Ade sekali lagi Danke banyak nona, senang sekali mendapatkan apresiasi yang istimewa seperti ini.

    Semoga ade selalu sehat dan semua yang diharapkan terwujud di tahun ini. Salam damai satu dalam karya.

    Danke ade bagus. Hormat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kaka Guru, terima kasih banyak atas apapun yang kaka guru pesankan. sangat berarti. Maaf saya baru sedikit pulih dari stress karena kehilangan.

      Saya akan ingat Kak. Semoga kaks sehat selalu yaa. Saya bangga dengan kaka guru :)

      Delete
  2. Saya sangat kenal bengat dengan pak guru ini. Sudah lama saya mengenalnya, dari sebelum pak guru ini pindah ke Jakarta.
    Awal saya menulis blog, asal menulis saja. Eh tidak disangka bisa tembus ratusan ribu, betapa malunya saya. Tulisan curhatan hati ,sampai sebanyak itu.
    Akhirnya ya saya harus selektif, tidak mau asal menulis lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wwah ternyata mas dajngkaru mengenal beliau sudah lama sekali yaa

      Delete
  3. wah pak guru martin tentubaku tahu karena beliau amat sangat cool dalam mengapresiasi sebuah tulisan, makanya cepat kuhapal..terlebih ketika mampur ke blognya pun ulasannya menyenangkan karena singkat tapi bermakna dalam...juga biasanya mengulas profil profil yang inspiratif, top deh buat pak guru kita mas martin hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kak Gustyanita, terima kasih sudah mampir. kesan kakak terhadap Pak Martin persis seperti apa yang saya rasakan :)

      Delete
  4. Sama mbak, terkadang ini uda depan laptop dan cuma membaca baca artikel. pengen nulis. kembali aktif ngeblog lagi. tapi entah kenapa ada rasa ngantuk kalau uda mau nulis. :)
    mas karibu kadang main ke blog sesekali. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. betulll bisa stuck gitu ya mas. naik turun banget. apalagi pas gadgetnya lemot dan panas, bikin ndak mood banget buat nulis.

      Delete
  5. yes aku pertama kali membaca blog bang martin juga akan berpikiran bahwa bang martin orangnya tegas, macam khas orang NTT pada umumnya
    dan penyampaian ceritanya juga "tegas"
    mungkin karena seorang guru juga ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar mbak ainun. ternyata di balik itu semua, beliau orangnya baik hati dan ramah. senang saya bisa mengenalnya.

      Delete