5 Alasan Kenapa Ide Kita Jadi Basi

Pernah nggak ide tulisan yang sudah kita ingat-ingat dan terdengar luar biasa di pikiran kita tiba-tiba menjadi basi, biasa saja, dan tidak ada menarik-menariknya?

Akhir-akhir ini saya merasakan hal itu. Awal-awalnya ide mudah sekali muncul dalam pikiran, tetapi karena saya tak kunjung menuliskannya, ide tersebut menjadi biasa saja, dan saya menjadi tak bersemangat menuliskannya. Lama-kelamaan, seperti orang yang tak dianggap kehadirannya, si ide menjadi ogah datang.



Bagi saya, untuk menulis sesuatu yang terasa 'bernyawa' setidaknya kita sendiri harus memiliki emosi terikat dengan sesuatu yang kita tulis itu. Saat itu kita masih merasakan atmosfirnya yang masih hangat. Meski orang lain yang membacanya belum tentu puas, tetapi paling tidak kita sendiri bisa puas dengan hasil kita. Jika kita tidak puas dengan hasil kita sendiri, bagaimana dengan orang lain?

Ide seringkali muncul di waktu-waktu tidak terduga, seperti saat perjalanan, saat di kamar mandi, bahkan saat ada di situasi genting. Kalau tidak segera dituangkan dan dijadikan sesuatu yang nyata seperti tulisan, ide kerajinan, maupun karya-karya yang lain mulai dari karya yang sederhana bahkan karya yang besar maka akan menguap begitu saja. Walaupun kita sudah setengah mati mengingat-ingat untuk ditulis atau direalisasikan, tetapi pada saat kita sudah ada waktu untuk menuangkan ide itu, biasanya ide tadi tak sesegar awalnya. Ibarat sayur, tak lagi menarik tampilannya, layu.

Beberapa hal ini mungkin alasan kenapa ide yang kita temukan bisa menjadi biasa-biasa saja:

Menunda-nunda dan malas
Ini memang masalah klasik. Biasanya karena terlalu nyaman, jadi mau bergegas pun susah. Bawaan anak kuliahan yang suka menunda-nunda tugas, kalau nggak kepepet nggak asyik. Misalnya kita sedang berada dalam perjalanan (naik motor) dan seketika ide terlintas dalam pikiran kita, sebaiknya sesegera mungkin berhenti lalu catat poin penting. Bisa dicatat di smartphone. Saya biasanya menunda karena tidak menemukan tempat dan situasi yang tepat. Saya tipe orang yang sulit berkonsentrasi dan tidak tenang ketika menulis atau mengerjakan sesuatu tetapi ada yang mengawasi atau membuat saya merasa diawasi. Yah, memang harus dipaksa sih sebenarnya.

Terlalu percaya ide
Kadang saya terlalu sombong dan percaya kalau ide saya ini bagus, tapi saya tak kunjung menulisnya. Saya hanya mengingat-ingatnya sembari membuat list dalam kepala. Yang saya pikir luar biasa berujung biasa. Yang saya pikir matang ternyata masih mentah dan makin berserakan tak ada fokus. Yah, seharusnya saya segera bergegas ambil entah alat tulis maupun laptop.

Pesimis dengan ide sendiri
Tidak hanya terlalu percaya dengan ide yang bisa jadi alasan ide itu akan basi, pesimis pun akan membuat kita tidak yakin dengan ide kita sendiri. Yang awalnya kita pikir ide itu luar biasa, ternyata setelah dieksekusi malah jadi sangat biasa saja. Akhirnya jadi minder sendiri. Tapi setidaknya itu sudah lebih baik, daripada tidak ada hasilnya sama sekali.

Gampang nyerah
Belum selesai menulis bahkan sudah sampai di tengah-tengah, kita bisa cenderung menyerah karena kita pikir ide ini membasi seiring waktu. Akhirnya, kita membiarkan begitu saja dan menggantinya dengan bahasan lain. Ayo, semangat lagi!

Banyak alasan
Kalaupun tidak ada laptop, kertas dan pena, sekarang pastilah tiap orang memiliki handphone, catat saja dulu disitu. Eh, tapi bisa jadi yang memang benar-benar sibuk tidak bisa menyempatkan menulis. Tapi yang namanya alasan pasti ada saja untuk tidak merealisasikannya.

Adakah yang lain lagi?

Yap, saya tidak ingin terus-terusan mengulang hal itu. Dengan menulis hal ini, saya ingin memperbaiki dan menghapus alasan-alasan di atas. Yuk, kita ingat-ingat kembali apa motivasi kita menulis entah itu fiksi, blog, dan apapun supaya kita tetap semangat. Sebagaimana sayur, kalau kita biarkan begitu saja akan jadi layu, kalau kita simpan di lemari pendingin dengan cara yang benar akan jadi awet segar, tapi lebih asyik lagi jika kita olah segera menjadi makanan.

Related Posts

Post a Comment

12 Comments

  1. uuuuuuu..... aku bangeeet... plaaaakkkkkk... nyindir ni? (harus dimarahi secepatnya..sebelum layu dan gk jadi marah) 😛😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. nyindir diri sendiri bang
      haahhaha...
      sudah, simpan di kulkas saja.

      Delete
  2. Mungkin komentarku ini bisa buat masukan ..., didekatku selalu kusiapkan selembar kertas buat mencatat kalimat apa yang terlintas dipikiranku.
    Segera kutulis meski nulisnya acakadut tapi setidaknya jadi ingat setelahnya.
    Jadi ide akan menulis kalimat apa buat disertakan di blog tidak kelupaan.

    Oh, iya sedikit saran juga .. , profil pengguna G+ sebaiknya segera diubah ke profil pengguna Blogger sebelum terkena giliran penghapusan akun G+

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sarannya mas himawan. Begitu jg saya mas himawan, selalu sedia alat (note hape) buat ditulis. Tapi ketika ide itu tidak segera dieksekusi dan dijadikan, jadinya terasa biasa2 saja setelahnya walau sudah diingat. Heheh

      Oh iya, makasih mas himawan sudah diingatkan.

      Delete
  3. Ada beberapa cerita perjalanan saya waktu ke Lombok yg belum ditulis, nunggu ide muncul hehehe.......
    Benar mbak Ajeng ide sangat penting dan menurut saya yg terutama sebelum kita bisa membayangkan alur ceritanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ditunggu ceritanya Lomboknya mas aris. Hehe. Setuju mas aris, kadang juga butuh waktu untuk menjahit rangkaian ide tadi.

      Delete
  4. Wahhh terkadang ide itu kalau tidak di action kan menjadi tidak berguna, karena yang terpenting adalah saat actionnya, ide boleh tapi tetap ada actionnya. Kalau tidak ide yang kita buat bisa di claim orang lain, soal claim itu sebenarnya tidak salah, karena dia yang mengclaim ide tersebut duluan, jadi kalau ada ide harus segera di action atau diterapkan langsung di dunia nyata :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Naahhh ngena banget yang ini mas andre. Keburu dipakai orang lain dan kita ngga bisa pun nyalahin org tersebut. Hehe
      Noted!

      Delete
  5. Kadang susah juga sih soalnya ide akan basi dan hilang kalau tidak cepat cepat direkam/ditulis,,,

    ReplyDelete
  6. Menunda-nunda dan malas, wah... Saya itu🙁, memang benar akhirnya ide jadi nggak menarik lagi malah kadang ilang.
    Susah banget ngilangin kebiasaan di point pertama itu

    ReplyDelete