Kita pasti pernah atau sering menjumpai tulisan/caption instagram/update status yang isinya "bahagia itu sederhana, sesederhana... bla bla bla... "
Ada pula yang menyanggahnya dengan "Itu nggak sederhana, kaleusss!"
Ya karena sederhana hanya soal persepsi. Bagi kita sederhana, tapi bagi orang lain bisa saja rumit. Begitu pula sebaliknya. Tetapi, sesusah apapun kita meraih kebahagiaan, kita juga bisa menciptakan. Bahkan kebahagiaan itu kita bisa cari dan hampirkan pada diri kita.
Kadang, walaupun tidak kita cari dan ciptakan, kebahagiaan itu datang dengan sendirinya. Tiba-tiba jiwa kita merasa baikan dan relaks kembali saat melalui hal-hal sederhana ini.
Seperti hal-hal berikut ini yang kadang saya rasakan membahagiakan.
Beli bunga hidup
Hal membahagiakan yang selalu saya lakukan di kala pikiran suntuk dan butuh refreshing. Saya akan pergi ke kebun bunga krisan, mencabutnya beberapa untuk saya bayar lalu bawa pulang. Melihat bunga mekar memang membawa kemerkaran tersendiri untuk hati yang kuncup.
Masak telur dadar
saya suka telur dadar beserta proses memasaknya. Apalagi saat-saat telur dadar itu menggembung di atas penggorengan. Putih kekuningan. Yah, sesederhana dan sesepele itu. Melihatnya hati terass senang.
Makan buah mangga
Buah favorit saya ini memang hanya ada di musim tertentu. Tidak sepanjang tahun. Tetapi setiap kali mengupas mangga dan melihat warna kuning cenderung oranye pada dagingnya, bahagia itu muncul seketika. Mangga sepertinya diberi setetes aroma surga oleh Tuhan.
Mampir ke toko buku
Mampir ke toko buku bukan berarti akan membeli buku. Kadang saya hanya ingin lihat-lihat saja. Bahagia rasanya. Tetapi kadang justru resah karena begitu banyak judul yang menarik hati sementara rupiah harus dihemat-hemat. Selain itu juga teringat bahwa buku di rumah masih banyak yang bersegel, ngapain mau beli lagi. Bahagia dalam tekanan mah seperti itu. Hehehe...
Jalan-jalan naik motor bareng sahabat
Motoran bareng sahabat, ngobrol sambil jalan-jalan, sesekali mampir beli jajanan pinggir jalan, hingga menikmati suasana hiruk pikuk jalanan saat malam hari adalah kesegaran tersendiri. Saya tak perlu susah-susah ke luar kota atau ke luar negeri kalau sedang ngambek, cukup dibawa jalan-jalan naik motor saja biasanya akan segera reda. Yah begitulah saya mengenali diri sendiri.
Because happiness is your own autonomy.
Kalau kawan-kawan, ada tidak sesuatu yang paling sederhana, tetapi mampu membuatmu bahagia dan hati tenang? Ceritakan padaku, akan dengan senang hati saya baca.
-------------------
9 Comments
Intinya bahagia itu cukup turuti kata hati yang paling dalam.. Karena hati kita itu selalu jujur dari pada ucapan..😄😄
ReplyDeletebetul sekali mas satria, mana yang membahagiakan kita jaga :D
DeleteYess! Beli bunga hidup! Hehe. Saya bahagia itu kalau bisa beli bunga hidup dan menyiram bunga yang tidak seberapa di teras rumah, Jeng. Bahagia memang sederhana :D
ReplyDeleteTosss untuk kita yang suka tanaman heheh, bahagia banget kak
DeleteBetul. Yang sederhana bisa bikin bahagia ... Misalnya lihat kekucingan di rumah tidur nyaman gitu juga bikin bahagia hahaha 😁
DeleteBahagia itu cukup denga point 5, jalan-jalan naik motor sama mbep...hhehe
ReplyDeleteRomantis dong kalau sama embep hehe
DeleteHal sederhana yang membuat saya sangat bahagia adalah, ketemu mantan murid, dari sudut mana mereka hadir saya pun tidak tahu tetapi tiba-tiba diantara kerumunan itu, ada remaja paruh baya yang teriak dari jauh..." pak.....", kemudian mengmampir dan terucap kata, "bapa masih ingat saya" apa kabar pak, dan litani yang lain, itu hal yang sunggu membuatku bahagia.
ReplyDeletekemudian pulang sekolah teh segelas dengan senyum termanis dari istri tercinta, ampun bukan bahagia lagi, tapi "terbang" melayang dan entah kemana. Hehhee itu bahagia tingkat dewa de kwkwk...
hal yang menarik dari artikel ini adalah bijaknya adinda dalam menyikapi suatu kondisi, tengok...bahagia itu sederhana, suatu pernayataan, kemudian respon ga sesederhana itu keles, nah disinilah bijak versi saya. Bahagia hanya SOAL PERSEPSI. Coba apa namanya kalau bukan bijak sebutannya?
Saya bisa rasakan bagaimana bahagianya dihampir murid yang mengenal Bapa Gurunya dengan baik. Sebuah rasa hormat tiada tara Kaka Guru. Soal istri tercinta, aduuhh pasti itu sudah senangnya hehehe...
DeleteHehe betul ya, Kaka Guru? Bahagia hanya soal persepsi kita masing-masing. Kita yang rasakan.